Monday, 3 March 2014

La Taghdab

La Taghdhab




Seorang lelaki Arab datang menemui Rasulullah SAW meminta nasehat kepada beliau. Rasulullah SAW menjawabnya dengan sebuah kalimat singkat: “La taghdab” yang bererti “Jangan marah.”

Lelaki itu pun merasa puas dengan nasehat singkat itu, lalu kembali menuju kabilahnya. Secara kebetulan begitu dia sampai di tengah-tengah masyarakat kabilahnya, dia dihadapkan pada sebuah situasi ketika mereka sudah siap berperang dengan kabilah lain karena suatu permasalahan.

Pada mulanya, lelaki itu secara tidak sadar terbawa emosi dan tersulut fanatik kesukuan. Dia tergerak untuk ikut bertempur membela sukunya. Dia kenakan semua perlengkapan perang dan langsung bergabung dalam barisan kabilahnya. Pada saat itulah, dia teringat nasehat Rasulullah SAW yang mengajaknya untuk tidak mudah marah dan naik pitam.

Dia berhasil meredam amarahnya dan sejenak merenung. Dia berpikir apa gunanya dua kelompok masyarakat tanpa alasan yang jelas saling membunuh dan menumpahkan darah. Dia pacu kudanya ke arah musuh dan menanyakan duduk persoalannya.

Akhirnya, dia bersedia memberikan ganti rugi dan apa yang menjadi tuntutan mereka dari harta pribadinya. Kemuliaan pribadi dan kebesaran jiwa lelaki itu disambut baik oleh musuhnya. Mereka pun segera mengurungkan niat untuk menyerbu.

Api amarah dan dendam seketika padam oleh sejuknya air kebijaksanaan, hati nurani, dan akal sehat. Nasehat pendek Rasulullah SAW yang mulia berhasil menyelamatkan ratusan jiwa.

Di dalam riwayat Imam Tarmizi, lelaki itu berkata “Wahai Rasulullah, berilah nasihat kepadaku dan janganlah terlalu banyak, moga aku senang memahaminya”. Lantas baginda menjawab “Jangan marah”. (no 1943)
Sabda Nabi S.A.W, "Apabila seseorang kamu marah dalam keadaan berdiri hendaklah dia duduk, jika masih tidak hilang kemarahannya hendaklah dia berbaring secara mengiring" (Hadith riwayat Ahmad & Abu Daud) 

No comments:

Post a Comment