La Taghdhab
Seorang lelaki Arab datang menemui Rasulullah SAW meminta nasehat kepada
beliau. Rasulullah SAW menjawabnya dengan sebuah kalimat singkat: “La taghdab”
yang bererti “Jangan marah.”
Lelaki itu pun merasa puas dengan nasehat singkat itu, lalu kembali
menuju kabilahnya. Secara kebetulan begitu dia sampai di tengah-tengah
masyarakat kabilahnya, dia dihadapkan pada sebuah situasi ketika mereka sudah
siap berperang dengan kabilah lain karena suatu permasalahan.
Pada mulanya, lelaki itu secara tidak sadar terbawa emosi dan tersulut
fanatik kesukuan. Dia tergerak untuk ikut bertempur membela sukunya. Dia
kenakan semua perlengkapan perang dan langsung bergabung dalam barisan
kabilahnya. Pada saat itulah, dia teringat nasehat Rasulullah SAW yang
mengajaknya untuk tidak mudah marah dan naik pitam.
Dia berhasil meredam amarahnya dan sejenak merenung. Dia berpikir apa
gunanya dua kelompok masyarakat tanpa alasan yang jelas saling membunuh dan
menumpahkan darah. Dia pacu kudanya ke arah musuh dan menanyakan duduk
persoalannya.
Akhirnya, dia bersedia memberikan ganti rugi dan apa yang menjadi
tuntutan mereka dari harta pribadinya. Kemuliaan pribadi dan kebesaran jiwa
lelaki itu disambut baik oleh musuhnya. Mereka pun segera mengurungkan niat
untuk menyerbu.
Api amarah dan dendam seketika padam oleh sejuknya air
kebijaksanaan, hati nurani, dan akal sehat. Nasehat pendek Rasulullah SAW yang
mulia berhasil menyelamatkan ratusan jiwa.
Di dalam riwayat Imam Tarmizi, lelaki itu berkata
“Wahai Rasulullah, berilah nasihat kepadaku dan janganlah terlalu banyak, moga
aku senang memahaminya”. Lantas baginda menjawab “Jangan marah”. (no 1943)
Sabda Nabi S.A.W, "Apabila seseorang kamu marah dalam keadaan
berdiri hendaklah dia duduk, jika masih tidak hilang kemarahannya hendaklah dia
berbaring secara mengiring" (Hadith riwayat Ahmad & Abu Daud)
No comments:
Post a Comment